Bekal terbaik yang dibawa muslim untuk alam kubur kelak adalah amal sholehnya. Sebab, satu-satunya yang senantiasa mengiringi jenazah adalah amalnya sebagaimana sabda Rasulullah Sholallohungalaihiwasalam:
يتْبعُ الميْتَ ثلاثَةٌ: أهلُهُ ومالُه وعمَلُه، فيرْجِع اثنانِ ويبْقَى واحِدٌ: يرجعُ أهلُهُ ومالُهُ، ويبقَى عملُهُ
Artinya: Mengiringi mayat (ke kuburannya) diikuti oleh tiga perkara. Maka pulang kembali dua perkara dan tetap tinggal bersamanya satu perkara. Mayat diiringi oleh keluarganya, hartanya, dan amalnya. Maka pulang kembali keluarga dan hartanya dan tetap tinggal amal perbuatannya," (HR Bukhari dan Muslim)
Penulis dalam situs Kemenag Kanwil Tangerang A. Hasanuddin HR mengatakan, amal sholeh tersebut dapat dilakukan dengan menjaga salat 5 waktu, bersedekah, membaca Al-Qur'an, maupun memperbanyak zikir. Di samping itu, ada sejumlah amal lain yang diharapkan dapat mengurangi siksa kubur.
Amalan Penyelamat Siksa Kubur.
1. Membaca Surah Al Mulk.
Melansir tulisan Abu Utsman Kharisman dalam Biografi dan Akidah Imam Al-Muzani, membaca surah Al Mulk tiap malam menjelang tidur menjadi salah satu amalan penyelamat seseorang dari siksa kubur. Dasar keterangan tersebut dinukil dari salah satu hadits yang dishahihkan oleh al Hakim dan adz Dzahaby. Dari sahabat nabi Ibnu Mas'ud Rodiallohunganhu. Yang: Artinya: "Barangsiapa yang membaca Tabaarakalladzii biyadihil mulku (surah Al Mulk) tiap malam, Allah Subhanahuwatangala akan mencegahnya dari siksa kubur. Kami (para sahabat) di masa Rasulullah Sholallohungalaihiwasalam menamakannya (surat) Al Maani'ah (yang mencegah dari azab kubur)," (H R An Nasa'i). Ibnu Abbas Rodiallohunganhu pernah meriwayatkan kisah tentang seorang muslim yang menghadap Rasulullah Sholallohungalaihiwasalam untuk menanyakan surah Al Mulk kala terdengar di suatu kuburan. Kemudian, Rasulullah Sholallohungalaihiwasalam mengatakan bahwa surah tersebut adalah penghalang azab kubur dan penyelamat al munjiyah dari laknat alam barzah (H R Tirmidzi).
2.Berjuang di Jalan Allah.
Amalan berjuang di jalan Allah termasuk dalam amalan yang dapat menyelamatkan seseorang dari siksa kubur. Amalan yang dimaksud adalah menjaga perbatasan untuk membela agama Allah dan kehormatan umat Islam. Fadhdhalah ibn Ubaid meriwayatkan dari Rasulullah Sholallohungalaihiwasalam, "Setiap yang mati akan selesai amalnya kecuali yang meninggal ketika bertugas jaga di jalan Allah. Amalnya terus tumbuh sampai hari kiamat dan ia akan aman dari fitnah kubur," (H R Tirmidzi dan Abu Dawud).
3. Membaca Kalimat Thayyibah.
Kalimat thayyibah atau kalimat La ilaha illalloh) disebut sebagai kalimat pembeda antara umat muslim dan lainnya pada hari kiamat kelak. Di samping itu, membaca kalimat thayyibah akan mengantar pembacanya pada keselamatan dari siksa kubur. Diriwayatkan dari Ibnu 'Amr Rodiallohunganhu yang mengutip perkataan Rasulullah Sholallohungalaihiwasalam, "Orang yang selalu membaca kalimat 'La ilaha illalloh' tidak merasa takut ketika ajal tiba dan di alam kubur," (H R Ibnu Majah dan Tirmidzi). Hadits lain yang telah dimarfu'kan Ali bin Abi Thalib menyebutkan, membaca kalimat "La ilaha illallah almalikul haqqul mubiin sebanyak seratus kali setiap harinya akan diganjarkan keselamatan dari siksa kubur. Sabda Rosululloh Sholallohungalaihiwasalam.
Yang Artinya: "Siapa saja yang membaca kalimat 'Laa ilaaha illallah almalikul haqqul mubin' sebanyak 100 kali setiap harinya maka pasti aman dari kemiskinan, dari siksa kubur, terbuka pintu rezeki dan pintu surga baginya," (H R Dailami, Khatib, dan Abu 'Aliyah.
4. Wafat pada Hari Jumat.
Wafat pada hari Jumat termasuk dalam salah satu perkara yang dapat menyelamatkan seseorang dari siksa kubur. Pernyataan tersebut diungkap dalam riwayat hadits oleh Abdullah bin Amr Rodiallohunganhu, yang mengutip sabda Rasulullah sholallohungalaihiwasalam.
Artinya: "Tidak ada seorang muslim pun (laki-laki atau perempuan, anak kecil atau pun dewasa) meninggal dunia pada hari Jumat atau pada malam Jumat. Melainkan Allah akan melindunginya dari fitnah kubur," (H R Ahmad).
Meski demikian, Pengasuh Lembaga Pengembangan Dakwah Al Bahjah Cirebon Buya Yahya mengingatkan, kebenarannya hanya dapat dipastikan oleh Allah SWT. Pasalnya, masih ada beberapa dosa besar yang tidak dapat diampuni oleh-Nya.
"Apakah orang yang meninggal pada hari Jumat akan pasti diampuni dosanya? Belum tentu, karena mungkin masih ada dosa yang tidak diampuni oleh Allah SWT," kata Buya Yahya dikutip dari arsip detikEdu.
Sebab itu, Buya Yahya berpendapat, hal ini sebaiknya disikapi dengan berprasangka baik (husnudzan) pada orang yang wafat di hari Jumat. Bukan sebaliknya, mendorong seseorang enggan berusaha dan hanya berharap dapat meninggal pada hari Jumat.
Setelah memahami bentuk amalan penyelamat siksa kubur ini, semoga kita semua bisa menjadi salah satunya ya, detikers. Aamiin ya robbal 'aalamii
Post a Comment